Tentang Atha Al-Mursyid, Bisa Menambah Rezeki
TENTANG ATHA’ AL-MURSYID[1] = BISA MENAMBAH REZEKI
Oleh
Lajnah Daimah Lil Buhuts Al-Ilmiah Wal Ifta
Pertanyaan.
Lajnah Daimah Lil Buhuts Al-Ilmiah Wal Ifta ditanya : Ada orang berkata, “Anak ini termasuk atha’ al-mursyid dan anak ini bisa menyebabkan bertambah atau berkurangnya rezeki seseorang”. Apa hukum keyakinan seperti itu ?
Jawaban.
Barangsiapa yang berkeyakinan bahwa ada anak lahir hasil pemberian selain Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan bahwa ada seseorang selain Allah Subhanahu wa Ta’ala yang dapat menambah rezeki, maka ia telah berbuat syirik ; bahkan kesyirikannya melebihi kesyirikan bangsa Arab dan bangsa lainnya pada zaman Jahiliyah dulu. Sesungguhnya bangsa Arab dan bangsa lainnya di masa Jahiliyah dulu, jika ditanyakan kepada mereka siapa yang memberi rezeki kepada mereka dari langit dan bumi, dan yang menghidupkan sesuatu yang asalnya mati, mereka akan menjawab , ‘Allah’. Adapun penyembahan mereka kepada tuhan-tuhan (selain Allah) itu adalah karena mereka menduga bahwa dengan cara yang seperti itu mereka dapat mendekatkan diri sedekat-dekatnya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
قُلْ مَنْ يَّرْزُقُكُمْ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ اَمَّنْ يَّمْلِكُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَمَنْ يُّخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَنْ يُّدَبِّرُ الْاَمْرَۗ فَسَيَقُوْلُوْنَ اللّٰهُ ۚفَقُلْ اَفَلَا تَتَّقُوْنَ
“Katakanlah, Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang berkuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakan yang mengeluarkan sesuatu yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan sesuatu yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan ? Niscaya mereka akan menjawab, ‘Allah’. Maka katakanlah, ‘Mengapa kamu tidak bertaqwa ?“. [Yunus/10 : 31]
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman.
ۗوَالَّذِيْنَ اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِهٖٓ اَوْلِيَاۤءَۘ مَا نَعْبُدُهُمْ اِلَّا لِيُقَرِّبُوْنَآ اِلَى اللّٰهِ زُلْفٰىۗ اِنَّ اللّٰهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِيْ مَا هُمْ فِيْهِ يَخْتَلِفُوْنَ ەۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِيْ مَنْ هُوَ كٰذِبٌ كَفَّارٌ
“Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata), ‘Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah sedekat-dekatnya’. Sesungguhnya Allah akan memutuskan apa yang mereka perselisihkan di antara mereka itu. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar”. [Az-Zumar/39 : 3]
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman.
اَمَّنْ هٰذَا الَّذِيْ يَرْزُقُكُمْ اِنْ اَمْسَكَ رِزْقَهٗ ۚ بَلْ لَّجُّوْا فِيْ عُتُوٍّ وَّنُفُوْرٍ
“Atau apakah dia ini yang akan memberi kamu rezeki jika Allah menahan rezekiNya ? Sebenarnya mereka terus menerus dalam kesombongan dan menjauhkan diri“. [Al-Mulk/67 : 21]
Dan telah disebutkan di dalam hadits bahwa yang mampu memberi dan menahan rezeki hanyalah Allah saja, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Bab Dzikir Setelah Shalat dalam kitab Shahihnya bahwa Warrad, tukang catat (sekretaris pribadi) Al-Mughirah bin Syu’bah berkata.
Al-Mughirah bin Syu’bah pernah mendiktekan kepadaku surat yang ditujukan kepada Mu’awiyah bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdzikir pada setiap akhir shalat wajib lima waktu : Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah saja, tidak ada sekutu baginya. Milik-Nyalah kerajaan dan pujian. Ia berkuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidaklah ada yang dapat mengalangi siapa yang hendak Engkau beri dan tidak ada yang dapat memberi siapa yang hendak Engkau halangi. Nasib baik seseorang tidak berguna untuk menyelamatkan ancamanMu.
Akan tetapi, kadang-kadang Allah memberi hambaNya keturunan dan diluaskan rezkinya dengan (sebab) doa (hamba) kepadaNya serta karena dia berlindung kepadaNya, sebagaimana yang (tampak) jelas dalam surat Ibrahim, yaitu do’a Ibrahim kepada Rabbnya, yang dikalbulkanNya ; juga dalam surat Maryam, surat Al-Anbiya dan surat lainnya, yaitu doa Zakaria kepada Rabbnya yang juga dikabulkanNya.
Juga sebagaimana tersebut di dalam hadits Anas Radhiyallahu anhu, ia berkata, Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، أَوْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barangsiapa yang suka diluaskan rezekinya dan ditangguhkan ajalnya, maka hendaklah suka menyambung tali silaturahmi”. [Hadits Riwayat Imam Bukhari no. 1961 dan Muslim no. 1557 dalam kitab Ash-Shahihain]
Allahu A’lam.
[Fatawa Lil Lajnah Ad-Da’imah 1/65-67, Di salin ulang dari Majalah Fatawa edisi 1/I/Ramadhan 4123H Hal. 6-7. Alamat Pondok Pesantren Islamic Center Bin Baz, Piyungan – Bantul, Yogyakarta]
_________
Footenote.
[1] Atha al Mursyid artinya pemberian orang yang mendapatkan petunjuk
Artikel asli: https://almanhaj.or.id/555-tentang-atha-al-mursyid-bisa-menambah-rezeki.html